Niat Iseng Cari Hiburan, Irwan Kaget Kemunculan 3 Symbol Scatter Hitam Mahjong Ways Yang Jarang Di Dapatkan Pemain Lain

Merek: INDORAJA
Rp. 10.000
Rp. 100.000 -90%
Kuantitas

Irwan Kaget Tiga Scatter Hitam di Mahjong Ways 2

Irwan tidak berniat apa-apa. Hanya butuh hiburan pendek setelah hari yang terasa panjang seperti jalan kampung yang bolong di sana sini. Ia duduk di kursi plastik, menatap layar ponsel yang berkilau seperti lampu neon kelurahan. Rencana awalnya sederhana: gulir sebentar, ketawa sedikit, lalu tidur. Tapi rencana sering kalah oleh rasa penasaran. Dari satu notifikasi ke notifikasi lain, sampai akhirnya jarinya berhenti di ikon yang sudah ia kenal: Mahjong Ways 2. Nama yang belakangan ini sering nongol di obrolan grup, sering diomongkan di teras warung, bahkan disisipkan di status sepupu yang jarang balas chat.

Irwan masuk, menyalakan suara pelan. Ada musik latar yang mengalir seperti air galon dituang ke teko. Tidak ganas, tidak heboh. Ada irama yang rapi tapi tidak terlalu rapi. Irwan mulai tekan. Sekali dua kali. Tidak ada target muluk. Yang penting pikiran yang tadi sumpek bisa longgar sejenak.

Orang-orang suka bicara tentang pola. Ada yang bilang tiga kali tekan, jeda, lalu lima kali cepat. Ada yang menyarankan pakai hitungan nafas, seolah-olah ini latihan yoga digital. Irwan mendengar semua, menyimpan sebagian, membiarkan sebagian lain menguap. Di Mahjong Ways 2, yang terasa bukan semata angka, tapi ritme. Kadang ritme didapat karena kita kebetulan sabar. Kadang karena kita malas. Irwan memilih campur keduanya. Ia tidak menatap setiap ikon dengan kening berkerut. Ia menikmati pergerakan itu seperti menonton barisan motor di lampu merah, yang selalu tampak sama tapi tidak pernah persis sama.

Layar memantulkan wajahnya yang setengah lelah. Sementara simbol-simbol berjalan seperti parade kecil. Tidak ada janji. Tidak ada iklan besar. Hanya kesan bahwa permainan ini paham betul bagaimana memberi jeda. Di sela jeda itu, manusia sering meletakkan harapan.

Tiga Simbol Gelap yang Tiba-tiba Kompak

Lalu sesuatu terjadi. Bukan yang mengubah dunia, tentu saja, tapi cukup mengubah detak kecil di dada. Satu simbol scatter hitam muncul. Bentuknya seperti petunjuk kecil yang tidak ingin ribut. Setelahnya, layar melanjutkan tugasnya. Irwan tidak bereaksi berlebihan. Ia hanya mengangkat alis, setengah menertawakan dirinya sendiri.

Beberapa detik berikutnya, simbol kedua muncul. Kali ini tangan Irwan berhenti di tengah gerakan. Seperti orang yang kaget melihat kucing melompat dari pagar. Aneh, tapi menyenangkan. Musik latar tidak ikut heboh. Tidak perlu. Irwan sudah cukup sadar diri.

Simbol ketiga datang seperti tetangga yang jarang sapa lalu tiba-tiba mengetuk pintu membawa gorengan. Tidak ada drum roll. Tidak ada sorak. Hanya layar yang tiba-tiba terasa terang. Irwan menatap ponsel lebih dekat, memastikan matanya tidak berkhianat. Tiga scatter hitam, berjajar. Jarang. Susah. Kata orang, butuh momen. Kata Irwan, mungkin butuh beruntung sekaligus tidak ngotot.

Di banyak obrolan, istilah scatter hitam sering dilafalkan berbisik. Seolah-olah menyebutnya keras-keras bisa membuatnya lari. Sebenarnya sederhana saja. Ia semacam pintu. Kalau pintu terbuka, ruangan di baliknya terasa berbeda. Bukan cuma soal angka, tetapi sensasi mendapatkan sesuatu yang sulit ditangkap. Orang menyebutnya momen. Dalam Mahjong Ways 2, momen begini terasa seperti sore yang tiba tanpa kita sadari, tahu-tahu langit sudah jingga.

Yang membuatnya bikin penasaran adalah jarangnya. Ini seperti burung yang melintas sekali di atas sawah, lalu tidak kelihatan lagi berminggu-minggu. Ketika akhirnya muncul, kita malah bingung harus bersikap bagaimana. Senang, tentu. Cuma senangnya tidak selalu riuh. Kadang senang paling jujur justru senang yang tenang.

Irama yang Tidak Diajar di Buku

Irwan tidak punya panduan khusus. Ia hanya membawa intuisi yang kadang seperti kompas, kadang seperti dadu. Ia memperlambat tempo saat layar terasa ramai. Ia mempercepat ketika layar sepi. Ada jam biologis di jempolnya yang mengatur kapan menekan, kapan duduk diam. Di Mahjong Ways 2, rasa sering lebih berguna daripada rumus panjang. Layar tidak peduli seberapa pandai kita menjumlahkan. Layar peduli pada ritme yang kita bangun, atau mungkin pada kebetulan yang kebetulan cocok dengan ritme itu.

Di momen tiga scatter tadi, Irwan sebenarnya sedang tidak mengejar apa-apa. Ia membiarkan alur mengalir. Mungkin itu kuncinya, atau mungkin tidak juga. Yang jelas, detik-detik sebelum simbol ketiga datang, ia justru sempat mengalihkan pandang ke cangkir teh. Jari diam, pikiran melayang, layar bergerak pelan. Lalu jebret. Tidak, bukan suara keras. Hanya semacam klik halus yang membuatnya tertawa kecil.

Warung Kopi dan Teori Besar yang Remeh

Besoknya, Irwan mampir ke warung kopi tempat gosip berkumpul. Ada yang membawa teori baru. Ada yang mengangkat pengalaman lama. Satu orang bersikeras bahwa rahasia ada di jeda sambil menggaruk kepala, seolah-olah di bawah rambutnya ada data penelitian lengkap. Yang lain mematahkan sambil menyodorkan analogi yang tidak nyambung. Semuanya lucu, semuanya serius.

Irwan ikut bercerita, tapi nada suaranya tidak merendahkan siapa pun. Ia cerita bagaimana momen itu datang ketika ia tidak menuntut apa pun. Teman di sebelah menimpali, bilang itu namanya kejernihan. Teman yang lain menyebutnya kebetulan. Barista yang sibuk merapikan cangkir menambahkan dua kata: sabar tipis. Lalu semua tertawa, entah setuju entah tidak. Beginilah warung kopi bekerja. Mengubah pengalaman biasa menjadi bahan cerita yang berumur lebih panjang dari secangkir kopi panas.

Di Balik Angka Selalu Ada Mood

Kalau dipikir-pikir, banyak hal di hidup ini mirip Mahjong Ways 2. Ada angka, ada peluang, ada perasaan yang keluar masuk tanpa izin. Kita bisa merencanakan, tapi rencana tidak selalu mau patuh. Kita bisa berusaha paham pola, tapi pola kadang mengubah bentuk seperti awan di atas genting. Yang tersisa adalah mood. Lebih tepatnya, cara kita memperlakukan mood.

Irwan menyadari, saat ia memaksa, layar terasa bandel. Saat ia santai, layar lebih ramah. Ini tentu bukan hukum besi. Hanya catatan kecil. Mirip catatan di belakang buku tulis, yang ditulis sambil menunggu kereta lewat. Tidak ilmiah, tapi berguna untuk diri sendiri. Scatter hitam itu akhirnya tidak sekadar simbol. Ia jadi pengingat bahwa menerima jeda kadang sama pentingnya dengan mengejar hasil.

Pengalaman tiga scatter malam itu tidak mengubah saldo hidup Irwan secara dramatis. Besoknya ia tetap berangkat kerja, tetap mengisi air galon, tetap membetulkan kipas angin yang kadang macet. Tapi ada satu hal yang berubah tipis. Ia jadi lebih akrab dengan sabar tipis tadi. Ia tahu kapan berhenti. Ia tahu kapan menutup layar lalu mematikan lampu. Tidak semua babak perlu ditonton sampai habis. Ada babak yang cukup kita sapa, senyumin, lalu kita tinggal pergi.

Mahjong Ways 2 akhirnya tidak hanya jadi permainan. Ia berubah jadi alat ukur kecil untuk menimbang hati. Apakah hari ini kepala kita penuh? Apakah kita butuh jeda? Apakah kita menekan tombol karena ingin merasakan ritme, atau karena tidak berani menatap hal lain yang lebih berat? Pertanyaan-pertanyaan ini tidak harus dijawab sekarang. Cukup dicatat. Nanti, ketika malam kembali sepi, kita bisa membacanya pelan.

Catatan Kecil Tentang Kesempatan

Kata orang, kesempatan datang dua kali. Kadang benar, kadang tidak. Dalam layar Irwan, kesempatan berbentuk tiga simbol hitam yang jarang berbaris rapi. Ia datang sekali, mungkin datang lagi, mungkin tidak. Tapi yang lebih penting: bagaimana Irwan menyiapkan diri ketika ia tidak datang. Di situ letak permainan lain. Permainan yang tidak ada di layar. Permainan bernama menata harapan.

Irwan memilih cara yang sederhana. Ia menetapkan batas waktu. Ia tidak mengejar penjelasan yang terlalu canggih. Ia menaruh rasa ingin tahu secukupnya, lalu menyisakan ruang untuk tidur cukup. Ketika orang-orang lain menghafal langkah, Irwan menghafal perasaan saat momen itu tiba. Bukan agar gampang diulang, melainkan agar gampang dikenang.

Penutup yang Tidak Menutup Apa-apa

Malam itu, tiga scatter hitam hadir seperti burung yang singgah di atap. Irwan menatapnya sebentar, lalu membiarkannya terbang lagi. Pagi datang, suara wajan dari dapur tetangga kembali sibuk, dan hidup berjalan seperti biasa. Mahjong Ways 2 tetap ada di ponsel, menunggu disentuh, tidak merayu berlebihan. Irwan tahu, lain kali mungkin tidak terjadi apa-apa. Atau terjadi sesuatu yang lain. Tidak masalah.

Karena pada akhirnya, bukan soal seberapa sering simbol itu muncul. Yang menarik justru cara kita memaknai jeda di antaranya. Cara kita menertawakan diri sendiri saat berharap kebanyakan. Cara kita menahan diri ketika tangan gatal ingin menekan sekali lagi. Di tempat-tempat kecil semacam itu, orang belajar tumbuh. Pelan-pelan, tanpa seremoni. Seperti Irwan malam itu, yang datang untuk hiburan singkat dan pulang membawa cerita yang lebih panjang dari rencana.

@INDORAJA